Publisitas Pariwisata
PUBLISITAS
Publisitas berasal dari kata “publicare” yang artinya untuk umum. Publikasi
adalah kegiatan mengenal perusahaan sehingga publik dan masyarakat dapat
mengenalnya.
Perbedaan
publisitas dan publikasi terletak pada media
Publisitas
adalah publikasi yang menggunakan media massa sebagai sarana penyebarluasan
informasi.
Menurut Hebert M. Baus, publisitas adalah sebagai pesan yang direncanakan,
dieksekusi dan didistribusikan melalui media tertentu untuk memenuhi
kepentingan publiknya tanpa membayar pada media.
Publisitas adalah berita yang ditulis di media massa, misalnya tentang
penawaran suatu produk, layanan, acara, pekerjaan dan lain-lain. Keputusan
publikasi ini berada ditangan media. Berita yang dipublikasi haruslah mempunyai
manfaat dan daya tarik kepada publik sehingga media mau menampilkan atau
mempublikasikan berita tersebut. Publisitas ini tidak memakan biaya dalam
jumlah besar seperti iklan.
Keuntungan
publisitas :
1. publisitas kredibilitas tinggi
dimata khalayak media. Khalayak lebih mempercayai informasi publisitas yang
dikemas dalam sajian berita.
2. info atau berita tersebut adalah
fakta dan tidak rekayasa.
3. penulisan berita dilakukan oleh
media buka perusahaan.
4. info yang disajikan tidak berisi
pesan-pesan menjual.
5. tidak membayar.
6. publisitas memungkinkan cerita lebih
detail tentang produk atau organisasi.
7. mensajikan tentang “cacat produk”
Kekurangan
publisitas :
1. tidak dapat mengontrol media.
2. tidak dapat mengontrol jenis
informasi yang dibuat oleh media.
3. non personal communication, yaitu
publisitas bersifat satu arah, dimana khalayak hanya dapat membaca atau melihat
berita tersebut tanpa ada dialog interaksi langsung.
Perbedaan
publisitas dan periklanan
§
iklan :
informasi yang ditempatkan di media oleh sponsor yang diketahui, yang membayar
untuk waktu dan ruang.
§
press
agentry : menciptakan berita dan peristiwa yang layak berita untuk menarik
perhatian media untuk mendapat perhatian publik.
§
press agetry
: kegiatan yang bertujuan untuk menarik perhatiaan media massa secara terus
menerus kepada seseorang, produk dan lain-lain.
§
public
affairs ; bagian khusus humas yang membangun dan mempertahankan hubungan
pemerintahan.
Unsur-unsur
publisitas :
§
sumber
publisitas : penginisiatif, pengagas, perancang sebagai sumber informasi.
§
pesan :
bersifat informatif, persuasif, konstruktif, deskruktif tetag sesuatu baik
orang, evet, barang, jasa, aktivitas dan peran.
§
media ;
ruang publik, gedung,tempat umum, dinding, tiang plafon, dan ruang media massa.
§
manajemen
kegiatan (POAC)
§
ada audiens
§
tujuan
Bentuk
publisitas adalah
1. Pure Publicity adalah cara
mempublikasikan diri kepada publik melalui aktivitas kemanusiaan sebagai wujud
dari interaksi sosial dan kultural secara murni. Contoh : kampanye dengan
menolong korban musibah banjir, dan lain-lain.
2. Free Publicity adalah peblisitas
yang dilakukan seseorang secara bebas tanpa mengeluarkan uang untuk membeli
media. Contoh share di youtube, blog, dan lain-lain.
3. Tie In Publicity adalah memanfaatkan
dan bekerjasama dengan media misalnya menjadi sposor gerakan anti narkoba,
turut berpartisipasi dalam suatu pertandingan olahraga, dan lain-lain.
4. Paid Pubicity adalah mempopulerkan
diri lewat pembelian rubrik atau program di media massa. Secara sederhananya
dengan menyediakan anggaran khusus untuk belanja media.
Prinsip
publisitas, antara lain :
1. kreatifitas
2. varietas
3. kuantitas
4. visibilitas (tergantung kuantitas,
gerakan, frekuensi)
5. keterbacaan
6. understandability (singkat, padat,
jelas dan hindari kata-kata berlebihan)
POLA PERTAMA
1. Anggaran : a)proyeksi jumlah uang
yang akan dikeluarkan untuk publisitas, b) apakah dana yang anda dapat
membiayai publisitas, c) apakah publisitas dan promosi realistis dengan biaya
yang keluar.
2. audiens : kepada siapa publisitas
ditujukan.
3. tipe publisitas atau promosi : a)
dengan kartu pos, b) dengan iklan.
4. jumlah copy : a)berapa banyak lembar
cetakan publisitas yang dibutuhkan, b) apakah terlalu banyak atau sedikit untuk
menyebarkan info tersebut, c) apakah infonya jelas, d) apakah dengan copy sudah
cukup menjangkau audiens.
5. konsisten : informasi yang dimuat
diberbagai media.
6. sumber daya manusia dan koordinasi :
a) siapa yang bertanggung jawab, b) apakah ada yang harus dirubah.
7. evaluasi ; a) sejauh mana
efektivitas publisitas, b) apakah ada yang harus dirubah, misalnya rancangan
pesan, desain, waktu dan tempat yang sesuai.
POLA KEDUA
Menggunakan
pendekatan AIDCA
§
Attention
(menarik perhatian) : ukuran, bentuk, warna, gerak dan lain-lain.
§
interest
(ciptakan sesuatu yang menarik) : melalui jawaban atas peranyaan, melihat apa
yang ditunjuk grafik.
§
desire
(ciptakan daya tarik) : jawablah pertanyaan mengapa.
§
convince
(yakinkan) : manfaat dari publisitas tersebut.
§
action
(aksi) : onine shop yang memberikan contact person.
POLA KETIGA
1. identifikasi audiens : a)
individu, kelompok, publik khusus dan umum, b) perantara vs konsumen.
2. identifikasi tahapan lingkaran
kehidupan produk : a) informasi melalui publisitas, iklan, sales promotion, b)
persuasif terhadap terpaan informasi dari pesaing, c) potong anggaran.
3. karakter produk : a) bagaimana
kompleksitas informasi dari pesaing, b) resiko.
4. tahapan keputusan membeli sesuatu.
5. proses adopsi.
6. evaluasi.
7. coba tes, publisitas info melalui
sales promotion.
8. strategi pemilihan dan penggunaan
saluran.
POLA KEEMPAT
§
dimensi
substantif : 4w (what, who, where, when)
§
dimensi
prosedural (H)
Dunia kepariwisataan telah mulai dirintis sejak permulaan tahun 1957.
Tidak begitu mudah untuk membayangkan suatu cara metode konkret tentang
publisitas pariwisata, .. karena bidang ini merupakan cabang baru dalam dunia
ekonomi modern dewasa ini.
Faktor faktor yang termasuk potensi dan objek pariwisata harus
diperkenalkan melalui publisitas, sedangkan faktor irasional harus dipengaruhi
dengan jalan mempergunakan publisitas. Kedua macam faktor ini harus mendapat
perhatian sepenuhnya dari mereka yang berkewajiban untuk menyusun metode
publisitas pariwisata untuk dapat memetik hasil buah yang maksimal.
Selanjutnya, untuk dapat menarik suatu kesimpulan mengenai metode
publisitas pariwisata ini orang harus memperhatikan pula faktor sasarannya,
yaitu sasaran dalam negeri dan pasaran internasional yang dewasa ini berada di
Eropa, Amerika, Australia, dan Jepang.
Media Publisitas Bila dikatakan secara gampang, tujuan publisitas
pariwisata adalah menumbuhkan dan mengembangkan partisipasi masyarakat dalam
kegiatan kepariwisataan bagi suatu daerah tujuan wisata yang dijadikan objek
kunjungan. Sesungguhnya tujuan utama publisitas pariwisata adalah membangkitkan
perhatian. Ini kemudian di ikuti dengan informasi.
Informasi ini harus dikawinkan dengan sugesti, dan sugesti + informasi =
unsure utama dalam publikasi yang memanifestasikan dirinya pada konsep. Konsep
konsep inilah harus dituangkan ke dalam media, yang akhirnya dapat member efek.
Dalam dunia publisitas pariwisata, alat yang efektif adalah yang dapat
memberikan efek visual dan auditif yang dijelmakan dalam bentuk ilutrasi,
kalimat kalimat tercetak dan kata kata yang terucapkan. Ilustrasi dapat berupa
grafik, lukisan, foto berwarna atau hitam putih dan sebagainya, tergantung pada
harmonisnya ilustrasi. Kalimat tercetak sebagai alat dalam promosi publikasi
pariwisata mengutamakan keaslian dalam pengucapan ekspresi suatu cita rasa.
Kalimat ini tidak saja menonjol dalam pengucapannya, tetapi juga harus menonjol
dalam bentuk, warna, dan gaya bahasa dan huruf hurufnya. Dengan kata kata yang
terucap harus diperhitungkan bahwa dengan kata kata yang diucapkan orang harus
dapat menimang nimang, cita cita dan perasaan si pendengarnya. Ia harus
mencapai bukan saja intelegensinya, tetapi juga hati nurarinya. Ini harus
dilakukan dalam mengadakan percakapan, ceramah, dialog, kuliah, uraian radio,
wawancara televise, pertemuan dalam resepsi dan sebagainya. Ketiga macam alat,
yaitu ilustrasi, kalimat kalimat tercetak dan kata kata terucapkan tersebut di
atas dapat dituangkan dalam media publisitas pariwisata yang terdiri dari:
a. Materi Tercetak Terdiri dari surat edaran yaitu sepucuk surat yang
dikirimkan kepada wisatawan prospektif. Bentuk media ini dimaksudkan untuk
mewujudkan hubungan langsung dengan orang yang dikehendaki dengan jalan
pengiriman selektif. Lembaran selebaran atau Leaflet, dipergunakan untuk
memberikan informasi tambahan yang sifatnya segera dan masih hangat kepada
banyak orang diberbagai tempat. Brosur, isinya lebih banyak daripada folder dan
mengandung lebih banyak informasi tentang fasilitas dan pelayanan, berisi
petunjuk petunjuk dan sugesti. Folder, paling banyak dipergunakan dalam media
publisitas pariwisata, karena dapat dipergunakan dengan berbagai variasi yang
diciptakan. Poster, setelah folder maka posterlah yang merupakan alat
publisitas yang penting dalam dunia pariwisata. Media, penerbitan secara
periodik seperti majalah juga menjadi media yang penting dalam publisitas
pariwisata. Seperti Guide Book, peta pariwisata, kalender, kartu pos bergambar
dan lain sebagainya.
b. Iklan atau Advertensi Menurut pengalaman, iklan atau advertensi
merupakan media yang terbaik dalam dunia kepariwisataan. Menurut bentuknya,
iklan dapat dibagi menjadi iklan tunggal, iklan bersama, dan iklan berulang
atau iklan berturut turut. Sedangkan menurut pengaturannya, iklan dapat dibagi
menjadi iklan yang dipasang dengan kata kata dan iklan yang dipasang dengan
kata kata dan gambar atau ilustrasi belaka. Menurut ukurannya iklan menjadi
iklan kecil dan iklan besar. Untuk pemasangan iklan yang paling sukses sebuah
perusahaan atau suatu Negara biasanya tidak tanggung tanggung lagi memasang
dalam ukuran besar.dan berulang. Memang sebenarnya iklan merupakan suatu alat
komunikasi komersial ampuh yang dibayar mahal antara penjual dan pembeli untuk
maksud menambah jumlahnya orang yang meminta. Dalam hal ini menambah jumlah
wisatawan yang datang.
c. Proyeksi Proyeksi yang dimaksud adalah film, slide, dan televise.
Disamping film dan televise, slide juga banyak dipergunakan sebagai media
publikasi pariwisata yang biasanya dibarengi dengan ceramah kepariwisataan. Ini
biasanya dipertunjukkan kepada sejumlah orang tertentu dalam masyarakat,
misalnya khusus agen perjalanan, pelajar, atau mahasiswa, pengusaha, dan lain
lain.
d. Bentuk Struktural Adalah jenis media yang berbentuk bangunan atau
kontruksi, seperti misalnya kantor perwalian atau cabang di luar negeri,
pavilion dalam pekan raya internasional, dan lain lain. Media publisitas dalam
bentuk structural ini bukan saja menguntungkan industry perhotelan,
pengangkutan, dan biro perjalanan melainkan juga membawa keuntungan positif
kepada bidang bidang lainnya seperti politik, kebudayaan, ekonomi dan social.
Oleh sebab itu ada baiknya media publisitas dalam bentuk structural
dipergunakan sebagai media bersama oleh badan usaha dan instansi yang bergerak
dalam lapangan tersebut dengan kerjasama yang terorganisasi.
e. Uraian Media ini baru terasa menjadi kebutuhan yang berhasil pada waktu
diadakannya kontak langsung dengan pembeli prospektif. Dalam hubungan industri
pariwisata pembeli prospektif ini adalah biro perjalanan atau agen perjalanan,
yang lebih jauh bertindak sebagai penjual perantara bagi wisatawan prospektif.
Di Amerika Serikat cara ini disebut personal selling. Sesungguhnya pada mulanya
ada anggapan bahwa media publisitas yang paling ampuh untuk industry pariwisata
hanya membutuhkan gambar yang indah. Tetapi anggapan ini tidak lagi dapat
dipertahankan sebab radio dan televise telah mulai dipergunakan secara luas sebagai
media publisitas pariwisata.
Strategi Publisitas Yang dimaksud dengan stratei publisitas adalah seluruh
kesatuan metode dengan mempergunakan semua macam media sebagai alat yang
dibantu oleh faktor psikologis, statistic sosiodemografi dan penelitian untuk
menyebar gagasan gagasan, menjual hasil produk dan menjadikan suatu organisasi
dikenal. Hal ini berarti mengunakan berbagai ilmu pengetahuan dibawah pimpinan
seorang yang berpengalaman dalam bidang politik dan komersial dengan maksud dan
tujuan untuk mengatasi dan mengubah pandangan, anggapan dan kebiasaan umum.
Orang ini dimaksud adalah direktur, pemimpin, coordinator yang menempatkan
dirinya sebagai pimpinan sebuah kelompok teknisi, ahli ahli tertentu, secara
spesialisasi dalam teknik publikasi. Dalam pelaksanaannya strategi publisitas
ini banyak tergantung pada organisasi dan staf segala persiapan publisitas itu
sendiri. Organisasi dan staf publisitas ini tegantung atas besar kecilnya usaha
yang hendak dikerjakan. Untuk mencapai target yang dikehendaki oleh kebijakan
publisitas suatu perusahaan atau suatu Negara. Apabila organisasi dan staf
publisitas ini besar, berarti target yang hendak dicapai besar, maka organisasi
dan staf publisitas besar pula. Sudah barang tentu dalam hal ini dibutuhkan
tenaga teknisi yang ahli dalam bidang tertentu.
Untuk suatu organisasi
publisitas yang besar dibutuhkan bagian yang bertanggung jawab atas bidang
pekerjaan masing masing, antara lain :
1. Bagian Penelitian, bekerja secara khusus untuk meneliti problema yang
timbul dalam pelaksanaan publisitas.
2. Bagian Pemasaran, bertugas untuk membuat analisis, mempelajari
statistic, mengadakan peninjauan pasar dan pecobaan percobaan.
3. Bagian Perencanaan, bertugas untuk membuat perencanaan konsepsi, wujud
dan bentuk kampanye publisitas yang hendak dilaksanakan.
4. Bagian Studio, bertugas untuk menciptakan model, desain, maket, contoh
dan bagian untuk menjamin persiapan perencanaan publisitas yang akan
dijalankan.
5. Bagian Teknik, bertugas untuk menyiapkan bahan bahan produksi, cetak
mencetak, menbuat klise, plat dan sebagainya. Bagian ini harus bekerjasama
dengan bagian perencanaan dan bagian studio.
6. Bagian Dokumentasi, bertugas untuk mengumpulkan artikel dalam surat
kabar mengenai kegiatan publisitas negara lain, statistic pasaran dan aktivitas
publisitas di bidang lain.
7. Bagian Hukum, betugas untuk mengumpulkan dan mempelajari undang undang,
peraturan, restriksi dan pajak dalam bidang publisitas. Selain ketujuh bagian
tersebut di atasada pula bagisn administrasi dengan sub bagiannya.
Bagian administrasi bertugas untuk menyelesaikan segala pekerjaan
administrasi dan anggaran belanja, mempunyai sub bagian, antara lain pemesanan,
pengiriman, pemeriksanaan, voucher dan pembukuan. Bagian administrasi bersama
sama dengan bagian tersebut di atas termasuk bidang pekerjaan organisasi
publisitas ke dalam.
Organisasi publisitas ini diwakili oleh bagian yang
langsung berhubungan dengan masyarakat, baik dalam maupun luar negeri. Bagian
bagian ini adalah:
1. Promosi Penjualan Dengan seorang ahli dalam bidang ini bagian Sales
Promotion merumuskanrencana promosi yang dinamakan rencana promosi. Rencana
promosi ini mengandung tujuan yang telah ditentukan dalam kampanye publisitas
sesuai dengan target yang dicapai. Sales Promotion mengerjakan rencana
publisitas bagi orang atau badanusaha yang “menjual” bukan orang atau badan
usaha yang “membeli” sesuatu yang hendak dicapai dalam tujuan publisitas. Di
dalam bidang pariwisata rencana promosi ini ditujukan kepada biro perjalanan,
penuntun wisata, perwakilan angkutan dan sebagainya.
2. Hubungan Masyarakat Promosi penjualan akan berhasil dengan baik apabila
disertai dengan kegiatan hubungan masyarakat public relations yang biasa dalam
bahasa Indonesia disingkat menjadi Humas. Hubungan masyarakat ini mempunyai
semboyan; “Membuat atau memproduksi barang yang baik belum cukup kalau belum
dikenal.” Hubungan Masyarakat mempunyai pengalaman luas dalam masyarakat dan
biasa mengatur berbagai acara yang dihubungkan dengan kesempatan memberikan
penerangan, penyebaran bahan bahan publikasi, komunike dan sebangsanya. Mempunyai
hubungan sangat baik dengan pers.
Kegiatan yang sering dilakukannya antara lain:
a. Menyelenggarakan konferensi pers, resepsi, demonstrasi pesta kecil dan
sebangsanya.
b. Membagi bagi komunikepress release, foto kepada pers, radio atau
televise.
c. Membagi hasil laporan yang perlu disiarkan
d. Menyiarkan brosur, pamphlet, folder dan sebangsanya e. Membagi bagikan
hadiah atau tanda mata kepada relasi dan mereka yang dianggap perlu. Pendit.
Nyoman.
0 Komentar